Hal paling besar yang disyukuri dari melalui kehamilan, melahirkan, dan mengasuh anak di masa ini adalah betapa mudahnya kita mengakses informasi mengenai seluruh proses itu sendiri. Belajar dari nol bukan lagi hal yang menakutkan karena di masa kini kita sangat mudah mengakses informasi untuk mempelajarinya. Kita dapat begitu banyak gambaran tentang proses yang akan kita lewati. Sungguh sangat membantu kita menyiapkan diri dan melalui setiap fase tersebut. Di satu sisi, begitu bertebarannya informasi sangat memudahkan kita untuk belajar, tapi di sisi lain lautan informasi itu juga bisa membuat kita begitu kewalahan. Sehingga sumber belajar pun harus kita seleksi untuk benar-benar mendapatkan informasi akurat yang bebas dari berbagai mitos-mitos yang menyesatkan.
Kita semua tahu betapa banyaknya mitos dalam masa kehamilan, melahirkan, dan mengasuh anak. Dimana semua mitos itu bercampur baur antara pengalaman dan kepercayaan-kepercayaan tak berdasar yang ujungnya hanya menyesatkan dan merugikan si ibu dan bayi. Satu-satunya cara untuk bisa memahami dan melewati masa kehamilan, melahirkan, dan mengasuh anak dengan rasa tenang dan kesiapan diri hanyalah dengan mempelajari ilmunya. Ilmu yang jelas sumbernya langsung dari para ahli di bidangnya. Dalam hal ini adalah para tenaga kesehatan seperti Dokter Kebidananan dan Kandungan (Obgyn), Konselor Laktasi, Bidan, Dokter Anak, Dokter atau Ahli Gizi, dan Psikolog Anak. Carilah informasi yang kamu butuhkan langsung dari para ahli ini.
Kenapa sih harus langsung ke ahlinya? Karena mereka yang paling bisa memberikan informasi yang sebenar-benarnya tentang semua proses yang akan kita lalui. Gak ada kepentingan lain dari para ahli selain kebaikan untuk ibu dan bayi sesuai dengan kondisi masing-masing. Saat kita sudah memiliki pengetahuan yang utuh langsung dari sumbernya saja tetap bisa panik dan bingung saat praktek pengasuhan anak. Apa lagi jika kita memahami sesuatu secara setengah-setengah atau bahkan nekat tidak membekali diri dengan ilmu terbaru? Wah… Saya sih ngeri ngebayanginnya.
Aku saranin banget untuk jauhkan media sosial dari pilihan sumber informasi utama. Mulailah dengan membaca artikel online tentang kehamilan, melahirkan, menyusui, menggendong, MPASI, dan pengasuhan anak di website resmi seperti Alodokter, Halodoc, Hellosehat, Kemenkes, atau artikel di website Rumah Sakit yang teman-teman ketahui reputasinya. Gak suka baca? Nonton video edukasi di Youtube. Bisa banget mampir ke channel GueSehat , Alodokter, atau akun Youtube rumah sakit rujukan. Gratiisss. Yah bisa dibilang hanya bermodal internet di Smartphone masing-masing. Kalau lah teman-teman punya budget lebih untuk membeli buku, maka beli lah buku-buku mengenai topik-topik tersebut yang ditulis langsung oleh ahli terkait (dokter kandungan, dokter anak, bidan, tim psikolog anak, dst). Saat anak pertama, saya investasi ke beberapa buku untuk pegangan utama (buku tentang kehamilan, melahirkan, cara mengurus bayi baru lahir, MPASI, dsb). Aku hanya beli satu buku tentang kehamilan dan persalinan tapi ternyata penjelasannya sangat lengkap bahkan mulai dari perencanaan kehamilan sampai melahirkan. Semuanya dijelaskan dari sisi medis. Pengetahuan utuh bahkan dari awal hingga proses akhir ini sangat membantu saya terutama saat menghadapi kehamilan pertama yang benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi.
Kalau merasa ada keluhan saat hamil, coba baca artikel yang menjelaskan kondisi keluhan tersebut. Sepanjang pengalaman kehamilan pertama dan kedua, semua keluhan yang kurasakan bisa dibaca di website Alodokter dan Halodoc. Lengkap semua penjelasannya di sana. Kita jadi tahu apakah keluhan tersebut normal atau memang sesuatu yang membutuhkan pemeriksaan langsung ke dokter. Kalau rasanya belum puas mendapatkan informasi dari bahan bacaan, sebelum memutuskan untuk bertemu dengan dokter, teman-teman juga bisa loh konsultasi secara online dulu untuk dapat gambaran konsultasi awal. Sama seperti sebelumnya, Alodokter dan Halodoc jadi dua aplikasi yang bisa teman-teman pakai untuk konsultasi online. Bisa pilih dengan bebas setiap dokter yang dibutuhkan. Setiap dokter lengkap informasi latar belakang pendidikan dan tempat praktiknya saat ini. Kalau hanya sekedar konsultasi biasa, konsultasi online jelas lebih hemat biayanya daripada langsung konsul ke dokter secara tatap muka. Konsultasi online ke dokter obgyn cukup dengan Rp 45.000. Oia ini dalam konteks konsultasi di luar jadwal kontrol rutin ya. Kontrol kehamilan tetap lakukan sesuai jadwalnya, baik ada atau tidaknya keluhan.
Sejauh ini saja menurutku sudah sangat cukup loh untuk pengetahuan awal. Bermodal membaca artikel di website resmi, nonton edukasi di Youtube, baca buku yang mengupas secara keilmuan itu sudah sangat cukup untuk pengetahuan orang tua baru menjalani kehamilan, melahirkan, menyusui, dan mengurus newborn. Kalau ingin membaca atau mengupdate materi melalui aplikasi media sosial, aku sarankan untuk mencari akun-akun resmi dari para ahli (Dokter Obgyn, Dokter Anak, Psikolog Anak, Bidan, dst). Biasanya mereka membuat berbagai konten edukasi yang bermanfaat dan bisa dipertanggungjawabkan informasinya. Setelah itu barulah teman-teman bisa melirik info selingan lainnya dari akun majalah atau media khusus membahas topik ibu dan anak. Biasanya akun majalah atau media ibu dan anak lebih update membahas isu-isu terkini yang sedang ramai dibahas terkait topik ibu dan anak.
Kapan dan bagaimana kita butuh untuk bertanya pada orang lain tentang pengalamannya? Pastikan diri kita udah punya pengetahuan dulu baru bertanya mengenai pengalaman orang-orang di sekitar. Kita tempatkan pengalaman mereka sebagai macam-macam skenario yang bisa juga terjadi pada kita. Kita tanyakan apa yang terjadi pada skenario mereka, apa tanda-tandanya, apa keputusan mereka, apa pertimbangannya, apa hasilnya, apa evaluasinya. Sehingga kita mendapatkan bank skenario dari macam – macam pengalaman ibu lain. Teori yang kita pelajari memberikan kita patokan apa yang harus dilakukan demi keselamatan ibu dan bayi. Kapan sih SC dilakukan? Sebelum sampai ke tahap SC apa yang bisa dilakukan? Memungkinkan ga untuk tetap melahirkan normal? Semua akan kembali ke kondisi ibu dan bayi real time di hari H. Semua kondisi bisa berbalik dengan cepat. Bank skenario memberikan kita kesiapan mental kalau salah satu dari skenario tersebut terjadi pada kita di hari H, kita sudah tahu harus melakukan apa.
Selain memikirkan kesehatan diri dan mempersiapkan ilmu untuk menghadapi persalinan dan pengasuhan, para ibu juga sudah harus memikirkan perintilan-perintilan bayi yang perlu dibeli. Ini pun sudah banyak artikelnya. Apa saja yang kita perlu beli untuk keperluan bayi baru lahir? Berapa banyak yg harus dibeli? Mana yang prioritas dibeli mana juga yang bisa sifatnya disewa saja? Silahkan tanyakan pada ibu di sekitar yang sudah melalui fasenya. Tiap orang akan memberikan pertimbangan mereka masing-masing.
Akan ada pula masanya kita butuh dampingan ilmu yang lebih intensif di beberapa topik sesuai kebutuhan masing-masing. Seperti menyusui atau manajemen ASI bagi ibu yang pumping, MPASI, Toilet Training, atau stimulasi-stimulasi anak sesuai usia. Kalau teman-teman membutuhkan ini, bisa ikut kelas online saja. Biasanya kelas via whatsapp group. Kelas online juga relatif harganya terjangkau. Kita juga biasanya dibebaskan bertanya, sehingga pendampingan lebih kerasa. Lagi-lagi perhatikan siapa narasumbernya. Ambil dari yang ahli di bidangnya. Ahli gizi, dokter anak, psikolog, praktisi PAUD, dll.
Kalau kita tidak mencerdaskan diri, kita hanya akan jadi santapan empuk bisnis-bisnis bertemakan ibu dan bayi. Betapa banyak barang-barang pendukung ibu masa kini, tapi apakah semuanya kita perlukan? Jangan sampai berpikir ga bisa masak MPASI kalau gak pakai slowcooker. Wah sukses sekali marketing produk slowcooker, sampai para ibu berpikir satu-satunya alat masak MPASI hanyalah slowcooker. Benar-benar harus bijak dalam menyeleksi ombak informasi dan iklan. Lelah sekali mikirin hal-hal perintilan, tapi nyatanya memang harus kita pikirkan. Karena kalau bukan kita yang memikirkan dan memutuskan, gak ada lagi yang mau mengerjakan itu. So, hang in there mama.
Terus gimana nih dengan influencer atau artis sebagai sumber informasi kehamilan, melahirkan, dan menyusui? SKIP AJA PLIS.