Dulu sebelum menikah, yang aku tahu tentang uniknya setiap tubuh perempuan terbatas pada uniknya bentuk tubuh dan pola menstruasi. Selain perbedaan bentuk tubuh, ternyata yang lebih dari itu adalah uniknya setiap pengalaman perempuan terutama dalam menghadapi kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Cerita kehamilan diri kita dengan saudara perempuan, ibu, dan teman kita bisa sangat berbeda-beda. Bahkan ternyata, setiap kita hamil pun pengalamannya bisa sangat berbeda-beda padahal kehamilan itu terjadi di tubuh yang sama.

Dalam hal memiliki keturunan, mau menunda atau tidak menunda sebaiknya kita awali dengan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi. Paling ideal, suami dan istri sama-sama melakukan pemeriksaan. Supaya kita tahu dan lebih kenal sama tubuh sendiri. Hasil pemeriksaanlah yang akan kasih gambaran apakah kesehatan kita baik-baik saja atau ternyata memiliki “PR” yang harus kita selesaikan terlebih dahulu. Kalau ada sesuatu yang harus kita “bereskan”, yasudah mari kita bereskan dulu. Menuntas PR yang ada, juga bagian dari usaha memiliki keturunan itu sendiri.

Dulu, aku pikir untuk bisa positif hamil sangatlah mudah. Ternyata kemudahan memiliki keturunan, bukanlah milik semua orang. Ada banyak perempuan diberikan kemudahan untuk memiliki anak. Mudah dan cepat. Ada juga yang diberi anak namun dengan waktu tunggu entah beberapa bulan, tahun, belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Ada juga yang tidak Allah beri keturunan sama sekali. Lalu kita bagaimana? Itulah kenyataannya. Urusan memiliki anak memang bukanlah kuasa kita. Kita tidak tahu takdir kita seperti apa.

Menurutku, urusan menunda kehadiran anak itu mudah untuk dilakukan, tapi nyatanya yang belum tentu mudah justru si positif hamil itu sendiri. Siapa yang bisa menjamin kita bisa positif hamil TEPAT di saat kita mau? Tidak ada. Meski latar belakang keluarga kita berdua sama-sama sehat secara reproduksi. Bahkan saat seluruh saudara kita sudah memiliki keturunan pun, tidak ada yang bisa menjamin kitapun diberikan keturunan.

Terkadang justru kita yang sehat secara reproduksi ini seringkali merasa terlalu percaya diri. Terlalu percaya diri bahwa kehamilan bisa terjadi dengan mudah, kapanpun sesuai kemauan kita. Kemudian kita bermudah-mudah mengatakan nanti dan nanti. Pertanyaannya adalah, apakah kita sudah tetapkan ditundanya sampai kapan? Sampai umur berapa? Apakah di umur tersebut kondisi tubuh kita cukup prima untuk menjalani kehamilan, melahirkan, menyusui, dan mengasuh anak? Apa yang perlu kita siapkan untuk menjalani kehamilan, melahirkan, dan menyusui di umur tersebut?

Demi diri sendiri, sudahkah kita mencari informasi yang lengkap? Saat seorang perempuan ingin memiliki anak di usia tertentu, apa konsekuensinya dan bagaimana menyiapkannya? Yuk periksakan kondisi fisik kita, buat perencanaan, dan siapkan tubuh serta mental untuk menjalankan semua proses itu. Jangan sampai kita mengambil keputusan A, B, atau C tanpa tahu segala konsekuensi di kemudian hari. Yakinlah fisik dan mental yang siap dan sehat akan menjadi teman terbaik kita menjalani semua proses adaptasi peran baru sebagai ibu.

Semangaat untuk semua calon ibuuu 🙂

Gita Nadia Motherhood, Parenthood

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *