Bisa “ngungsi” ke rumah orang tua dan mendapatkan bantuan mengurus bayi baru lahir sungguh sebuah rezeki. Kami bersyukur sejak anak pertama hingga ke dua, Allah masih memberikan kami kesempatan seperti ini. Setidaknya sejak momen melahirkan sampai masa nifas selesai. Selama masa nifas, tubuh kita bekerja keras untuk memulihkan diri bersamaan dengan ritme mengurus newborn yang wow sekali pokoknya. Benar-benar butuh banyak bantuan.

Mendapatkan bantuan di momen ini memang sangat meringankan beban kita. Tapi ingat ya, tentu kita gak bisa berlama-lama. Mengingat kondisi orang tua kita yang tenaganya semakin berkurang, kesehatan yang menurun, kapasitas emosinya juga semakin berkurang, dan keterbatasan-keterbatasan lainnya karena usia yang sudah mulai lanjut. Kita sebagai anak harus paham dan ikut meringankan beban orang tua. Bagaimana caranya agar proses ini menjadi lebih mulus atau setidaknya tidak begitu berat untuk semua pihak? Mungkin poin-poin ini bisa teman-teman pertimbangkan ketika “ngungsi” ke rumah orang tua.

  1. Bantuan Asisten Rumah Tangga (ART)
    Saat kita mengungsi ke rumah orang tua, bawalah ART kita untuk membantu meringankan pekerjaan-pekerjaan yang bertambah. Meski orang tua sudah punya ART pun, tawarkan untuk tetap kita bawakan ART untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang bertambah. Entah kita bawa dari rumah kita, atau kita tambahkan/carikan satu orang lagi yang ikut membantu. Tentu kita yang membayar gaji tambahan ART tersebut. Sebab semua pekerjaan yang bertambah itu karena kehadiran kita.
    Jika tidak ada ART, berarti semuanya harus kita atur bagaimana supaya semua pekerjaan rumah tangga plus pengurusan bayi bisa terselesaikan semua. Intinya harus ada bala bantuan. Jika tidak, maka semua harus turun berperan untuk saling bantu. Plus berlapang dada untuk sementara waktu, rumah tidak selalu dalam keadaan maksimal.
  2. Partisipasi dalam Pengeluaran Rumah yang Bertambah
    Akan sangat meringankan orang tua kalau kita peka partisipasi dalam pengeluaran yang bertambah. Entah menambahkan uang listrik, air, keperluan bulanan rumah, makanan. atau pengeluaran lainnya. Kalau orang tua menolak partisipasi kita, berikan dalam bentuk hadiah saat kita pulang ke rumah nanti
  3. Atur Jadwal Mengurus Bayi
    Misal, karena kita sudah pasti begadang sepanjang malam, maka minta bantuan orang tua menjaga bayi sehabis subuh sampai kita bangun. Jadi sepanjang malam orang tua bisa tidur tenang. Sehingga bisa memiliki tenaga yang penuh saat menjaga bayi di pagi hari sampai kita bangun. Setelah kita bangun, saatnya kita lebih sering mengurus bayi. Supaya orang tua bisa mengerjakan hal lain atau juga beristirahat. Kita membiasakan diri mengurus bayi, juga memberikan orang tua waktu untuk bernapas
  4. Jika Anak Lebih dari Satu Orang..
    Kalau kita ngungsi membawa lebih dari satu orang anak sementara kita masih butuh pemulihan, maka carikan tambahan bantuan untuk ikut mengurus anak. Jika bantuan pengasuh tidak bisa kita sediakan, ya mau tidak mau semuanya harus turun tangan. Sambil pemulihan, sambil tetap bergantian mengurus anak. Begitupun suami, tetap in-charge mengurus anak karena istri belum bisa sepenuhnya. Sekalian latihan tek-tok-an mengurus anak saat sudah kembali ke rumah sendiri.

Poin di atas dari sudut pandang ketika kita yang datang ke rumah orang tua. Tapi jika orang tua yang datang untuk tinggal dan memberikan dukungan di rumah kita, sebenarnya semua jadi lebih sederhana. Sebab semua urusan rumah tangga akan tetap sesuai dengan ritme yang biasa kita jalani. Bahkan setiap hari kita jadi latihan secara langsung di rumah bagaimana meng-handle bayi plus kakaknya beserta semua aktivitas di rumah. Jadi saat orang tua kembali ke rumah beliau, kita sudah terbiasa dengan pengurusan anak di rumah. Sedangkan jika kita yang berpindah ke rumah orang tua, kita akan adaptasi lagi saat kembali ke rumah sendiri.

Kita harus tanamkan bahwa bantuan ini memang temporer. Maka dari itu, adanya bantuan bukanlah untuk leyeh-leyeh, tapi justru kita harus terus latihan dengan ritme baru. Targetnya adalah saat tubuh kita sudah lebih stabil, kita sudah mampu kembali ke rumah dan siap beraktivitas seperti biasa di rumah. Berapa lama? Tentukan sendiri kesiapanmu.

Oia, kalau bisa berikan juga hadiah atau tanda terima kasih kita untuk orang tua, mertua, atau bala bantuan yang hadir membantu masa pemulihan kita. Bentuknya bisa apa pun yaa disesuaikan saja dengan kebiasaan masing-masing. Tidak wajib tentunya, tapi siapa sih yang gak senang kalau diberikan hadiah? Jadi berasa banget bantuannya dihargai.

Ayooo para suami.. Bantu dan siapkan rumah untuk kembali dihuni yaa. Sudah pasti kita berdua akan lebih nyaman di rumah sendiri. Maka dari itu jangan cuma sibuk bertanya-tanya atau bahkan nge-push istri kapan kembali ke rumah, tapi para suami juga harus siap kembali ke rumah. Ikut siap dengan ritme baru bersama istri dan anak. Inisiatif persiapkan lagi rumah kalian yang sudah lama tidak dihuni. Bantu bersihkan rumah, packing barang dan menatanya kembali di rumah, sehingga istri dan anak bisa nyaman kembali ke rumah. Bersiap dengan ritme baru di rumah dengan jumlah anak yang sudah bertambah. Saling back-up mengurus anak dan aktivitas lainnya.

Semoga semua transisi-transisi ini bisa dijalankan dengan mulus yaa ayah-bunda.. Semoga ayah bunda dan kakek nenek bisa saling bekerjasama dengan baik di momen pasca melahirkan ini. Semoga semua happy sampai kembali ke rumah masing-masing. Semangaat semuanyaa 🙂

Gita Nadia Motherhood, Parenthood

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *